Aktivis sekaligus pegiat media sosial Nicho Silalahi menyoroti keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri perihal tidak ada lagi kemiskinan ekstrem atau menjadi nol persen di 2024.
Hal itu ditanggapi Nicho Silalahi melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Nicho Silalahi menyebut bahwa adanya upaya dari PDIP yang kerap disebut sebagai partainya wong cilik yakni untuk 'mengambil suara' wong cilik atau rakyat kecil.
"Kaum wong licik sedang menggarap suara wong cilik," ucap Nicho Silalahi dikutip Suara Liberte dari akun Twitter pribadi miliknya @Migran_TV_7777, Kamis (8/6).
Lanjut, Nicho Silalahi pun tampak geram. Ia mengungkit bahwa PDIP yang justru bungkam saat adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Tarif Dasar Listrik (TDL).
Baca Juga:Marc Klok ke Fans Timnas Indonesia Jelang FIFA Matchday: Dukung tapi Harus Tertib
Menurutnya, hal tersebut yang terjadi di kepemimpinan Jokowi itu justru berakibat terhadap lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Muncung mereka diam saat rezim Jokowi naikan harga BBM dan TDL, padahal kemiskinan terjadi akibat dari efek domino kenaikan BBM dan TDL yang menyebabkan lonjakan harga-harga kebutuhan, belum Lagi lapangan kerja Buat pengangguran China," imbuhnya.
Sementara itu, keinginan Megawati sekaligus Jokowi terkait pengentasan kemiskinan ekstrem itu diungkapkan saat PDIP menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) III pada 6 sampai 8 Juni 2023 di Sekolah Partai PDIP, Jakarta. Tema Rakernas PDIP tahun ini adalah "Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara Negara".
Dilansir dari Republika, Megawati Soekarnoputri mengatakan, bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara merupakan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Baca Juga:Menko Marves Luhut Mulai Diperiksa Sebagai Saksi di Sidang Haris Azhar dan Fatia!