Partisipasi kepemimpinan perempuan di level strategis masih sangat rendah, seperti level senior manajer dan CEO. Oleh karena itu, Indonesia dinilai membutuhkan lebih banyak partisipasi perempuan dalam posisi kepemimpinan strategis, baik perusahaan maupun organisasi.
Partner dan President Director Kearney Indonesia, Shirley Santoso, menyampaikan bahwa pada tahun 2022, hanya sekitar 4,8% World Fortune Global 500 Chief Executive Officers adalah perempuan, angka yang sangat rendah. Sementara di Indonesia, partisipasi perempuan di lingkungan kerja memang telah mencapai angka 50%. Namun, persentase tersebut tersebut terus menyusut pada level kepemimpinan yang lebih tinggi.
"Meskipun begitu, partisipasi pada level manajer turun menjadi sekitar 33%; level senior management menjadi 24%; dan level CEO 4%," pungkasnya dalam Agenda Empowering Women yang digelar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 8 Juni 2023.
Padahal, tegas Shirley, kepemimpinan adalah bagian yang terbuka untuk semua gender, termasuk perempuan. Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya mendorong kesetaraan gender, dalam kesempatan ini Kearney juga meluncurkan buku berjudul "Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace".
Baca Juga:Perempuan Tidak Layak Menjadi Pemimpin? Antara Stigma, Data, dan Fakta yang Berbicara
"Buku ini menjadi panduan yang berharga bagi perusahaan atau organisasi untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang eksklusif, di mana perempuan dapat berkembang dan mengeksplorasi potensi kepemimpinan mereka," lanjutnya.
Ia melanjutkan, sinergi dan dukungan dalam lingkungan kerja amat berpengaruh terhadap upaya menciptakan kepemimpinan perempuan. Dengan dukungan semua pihak, mulai dari atasan, mentor, keluarga, hingga perusahaan, perempuan memiliki kesempatan yang setara untuk mencapai posisi kepemimpinan strategis.
"Upaya yang konsisten dalam mendorong kepemimpinan perempuan dapat membuka kesempatan yang setara bagi seluruh perempuan karier di seluruh Indonesia," lanjutnya.